Fosil getah katilayu asli ini  sebenarnya Ki Joko Sableng dapatkan dengan tidak sengaja ketika ingin melakukan ritual.Ki Joko Sableng adalah orang yang senang bercengkrama dengan orang-orang yang di temuinya dimanapun. Kebetulan saat ingin melakukan ritual disebuah tempat di pinggiran pantai utara, Ki Joko Sableng bertemu dengan lima orang yang sedang asik memancing. Namun ketika dilihat dengan teliti, ada yang berbeda dari salah satu kail pancing diantara lima orang yang Ki Joko Temui.

Seseorang tersebut nampak menempatkan sebuah benda hitam kecil yang diikat di senar Jorang yang di gunakan untuk memancing. Dengan rasa penasaran, Ki Joko Sableng menghampiri bapak tersebut, dengan setengah terkaget Ki Joko Sableng melihat hasil tangkapan ikan dari bapak tadi. Memang lebih banyak kira-kira tiga kali lipat, dari teman-teman yang sedang mancing bersamanya.

Lalu Ki Joko Bertanya kepada Bapak tersebut, dan Bliau menjawab bahwa benda kecil yang diikatkan pada senar kail tersebut adalah Getah Katilayu yang sudah menjadi Fosil. Ki Joko Sableng teringat pada sebuah kisah yang di ceritakan oleh Guru Ki Joko Sableng. Memang benar jika para nenek moyang kita dahulu, terutama leluhur Suku Jawa sering menggunakan sejenis jimat untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan. Baik saat menggunakan Kail, Jaring, Bubu, atau serkap ikan. Tapi nampaknya bapak yang menggunakan Getah Katilayu ini, merahasiakan Jimatnya dari keempat teman memancing yang sedang bersamanya. Setelah mendengar cerita tersebut, Ki Joko melanjutkan perjalannannya untuk melakukan ritual.

Selang beberapa waktu saat melintas di bawah pohon besar di pinggiran pantai, Ki Joko merasakan ada energi yang nampak berbeda, sangat hangat dan seperti memancarkan sebuah energi yang memberi daya tarik. Energinya sangat kuat dan besar sekali. Setelah beberapa saat Ki Joko Mencari sumber dari energi tersebut dan menemukannya, Ki Joko Sableng melakukan penerawangan untuk emenemukan letak yang pasti dari energi ini.

Benar ternyata terdapat sebuah batu yang mirip dengan Fosil Kristal berwana coklat tua keemasan. Melalui Jalur batin Ki Joko Sableng mendapatkan sebuah bisikan, yang ternyata bisikan itu adalah dari makhluk utusan Penguasa Pantai Laut Utara Dewi Lanjar. Suara Gaib itu mengatakan Bahwa ini adalah hadiah yang ingin di berikan oleh Dewi Lanjar Kepada Ki Joko Sableng.

Ketika mendapatkan Bongkahan batu Fosil tersebut Ki Joko Sableng sempat merasa kebingungan, karena Ki Joko Sableng tidak mengetahui kegunaan atau tuah dari Bongkahan Batu yang di berikan oleh Dewi Lanjar tersebut. Ki Joko Sableng mengutus asistennya untuk menyimpannya saja dahulu dan Ki Joko Sableng Melanjutkan perjalanan untuk melakukan ritual.

Setelah sampai dikediaman Beliau, Ki Joko Kembali memikirkan tentang bongkahan batu yang Beliau dapatkan saat ritual dipantai utara tempo hari. Akhirnya Ki Joko Sableng melakukan ritual untuk memperoleh petunjuk tentang tuah Batu tersebut. Setelah melakukan semedi selama 3 hari 3 malam, akhirnya Ki Joko Mendapatkan petunjuk dari bisikan Gaib tentang Tuah Bongkahan batu tersebut.

Berbekal petunjuk dari bisikan gaib yang Ki Joko sableng dapatkan, Beliau melanjutkan untuk mengkaji dan menggali tentang tuah Bongkahan Batu yang Beliau Dapatkan. Alhasil, ternyata Bongkahan Batu tersebut adalah getah katilayu yang memiliki fungsi utama untuk memancing. Mendapatkan tangkapan ikan yang banyak. Karena Ki Joko Sableng menganggap akan banyak masyarakat yang membutuhkan Jimat Mancing Getah Katilayu ini, Maka Ki Joko Sableng memutuskan untuk menjadikannya sebagai Batu Akik yang bisa dimanfaatkan orang dengan mudah. Namun perlu di ingat bahwa Jimat Mancing Getah Katilayu ini sangat terbatas.